Masih Oleng Saat Diamankan, AM Menurut Saja Ketika Dituntun Unit Reskrim Polsek Bengalon

Masih Oleng Saat Diamankan, AM Menurut Saja Ketika Dituntun Unit Reskrim Polsek Bengalon

Penangkapan yang Menghebohkan Masyarakat Bengalon

Pada sebuah malam yang tenang di Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, suasana sempat berubah menjadi heboh ketika seorang pria berinisial AM diamankan oleh Unit Reskrim Polsek Bengalon. Proses penangkapan ini menjadi perhatian warga setempat, terutama karena kondisi AM yang terlihat masih “oleng” atau tidak stabil, baik secara fisik maupun mental. Menariknya, meski dalam kondisi tersebut, AM justru bersikap kooperatif dan menuruti petugas saat digiring tanpa perlakuan kasar.

Awal Mula Penangkapan AM

Kejadian ini berawal dari dugaan keterlibatan AM dalam sebuah insiden yang sedang dalam penyelidikan. Unit Reskrim Polsek Bengalon, yang mengantongi informasi dari masyarakat terkait perilaku mencurigakan AM, segera melakukan penelusuran. Setelah mendapatkan posisi yang pasti, petugas bergerak cepat menyergap AM di sebuah lokasi yang tidak jauh dari pusat kecamatan.

Saat petugas mendekat, AM tampak menunjukkan perilaku yang tidak wajar. Beberapa saksi mengatakan pria tersebut berjalan sempoyongan, matanya agak sayu dan responsnya lamban. Keadaan inilah yang kemudian membuat petugas mengambil langkah hati-hati dalam proses penangkapan.

Kondisi AM Saat Ditangkap

Dalam proses penangkapan, AM terlihat masih dalam kondisi oleng, kemungkinan akibat pengaruh minuman keras atau zat lain yang memengaruhi kesadarannya. Namun begitu, AM sama sekali tidak melakukan perlawanan. Petugas yang sudah siaga mendapat laporan tentang kondisi tersebut segera memberikan penanganan yang sesuai. Salah seorang anggota reskrim dengan sabar menuntun AM, sementara rekan yang lain melakukan penjagaan agar situasi tetap kondusif.

Aksi penangkapan ini pun sempat menjadi perhatian warga yang melintas. Warga melihat sendiri bagaimana petugas unit Reskrim Polsek Bengalon bersikap manusiawi, tidak menggunakan kekerasan, bahkan berusaha melindungi AM dari potensi cidera akibat kondisinya yang tidak stabil.

Sikap Kooperatif AM saat Diseret ke Mapolsek

Meski dalam keadaan mabuk atau tidak sadar sepenuhnya, AM justru menurut saja sepanjang perjalanan menuju Mapolsek Bengalon. Ia tidak memberontak atau melontarkan kata-kata kasar. Kondisi olengnya justru membuat dirinya semakin bergantung pada bantuan petugas yang menuntunnya melangkah pelan menuju mobil patroli.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, hal ini tentu mempermudah tugas polisi sekaligus mencegah kejadian yang tidak diinginkan di lokasi penangkapan. Kepatuhan AM juga menjadi catatan positif dalam proses pemeriksaan selanjutnya.

Pengujian & Pemeriksaan Lanjut

Setibanya di Mapolsek Bengalon, AM langsung menjalani pemeriksaan medis awal untuk memastikan kondisi kesehatannya. Pemeriksaan ini penting guna memastikan tidak ada efek samping berbahaya dari zat yang mungkin dikonsumsi AM. Jika diperlukan, pihak kepolisian akan melakukan tes tambahan guna mengetahui secara pasti jenis zat yang menyebabkan kondisi oleng tersebut.

Di sisi lain, penyidik juga mulai menggali informasi seputar dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh AM. Semua dilakukan sesuai prosedur yang berlaku tanpa ada tindakan kekerasan atau perlakuan yang tidak manusiawi.

Respons Masyarakat dan Pernyataan Pihak Kepolisian

Masyarakat Bengalon memberikan apresiasi terhadap sikap humanis dari Unit Reskrim Polsek Bengalon dalam proses penangkapan AM. Cara penanganan yang tidak represif dan mengedepankan keselamatan tersangka menjadi sorotan positif di tengah maraknya isu kekerasan dalam proses penangkapan di beberapa daerah lain.

Kapolsek Bengalon dalam keterangannya menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen menjalankan tugas dengan profesional dan mengedepankan Hak Asasi Manusia. “Setiap proses hukum akan kami jalani secara transparan, adil, dan tidak membahayakan siapapun, baik pelaku maupun masyarakat sekitar. Kami meminta dukungan agar situasi Kamtibmas tetap kondusif,” jelasnya.

Pentingnya Penanganan yang Humanis dalam Proses Hukum

Kasus penangkapan AM menjadi salah satu contoh baik bagaimana aparat penegak hukum menjalankan tugasnya secara proporsional dan manusiawi. Meski terdapat dugaan pelanggaran hukum, kondisi pelaku tetap menjadi perhatian utama petugas. Penanganan tepat tidak saja meminimalisasi risiko, namun juga mendorong masyarakat untuk lebih percaya kepada kepolisian.

Humanisasi proses hukum perlu terus didorong, khususnya di wilayah yang rentan terhadap konflik sosial. Masyarakat kini semakin kritis dan menuntut transparansi serta akuntabilitas setiap tindakan petugas di lapangan.

Penutup

Penangkapan AM oleh Unit Reskrim Polsek Bengalon yang terjadi baru-baru ini menjadi pembelajaran tentang pentingnya pendekatan humanis dalam penegakan hukum di Indonesia. Meski masih oleng dan tidak sepenuhnya sadar, AM diperlakukan dengan baik, diberi kesempatan menjalani pemeriksaan secara adil, serta tidak mengalami kekerasan selama proses penangkapan. Kejadian ini diharapkan menjadi contoh positif bagi seluruh aparat penegak hukum dalam menjalankan tugas, serta menumbuhkan rasa aman dan kepercayaan di tengah masyarakat.